Assistance in Making Organic Fertilizer Made from Organic Waste in Farmer Groups

Pendampingan Pembuatan Pupuk Organik Berbahan Dasar Limbah Organik pada Kelompok Tani

Authors

  • Reski Praja Putra Universitas Negeri Makassar Author
  • Indrayani Universitas Negeri Makassar Author
  • Lahming Universitas Negeri Makassar Author
  • Amiruddin Hambali Universitas Negeri Makassar Author
  • Jusran Universitas Negeri Makassar Author

DOI:

https://doi.org/10.61220/jsipakatau.v1i6.2455

Keywords:

Banggae, pupuk, organik, limbah, EM4

Abstract

Banggae is a sub-district located in the city of Majene, West Sulawesi. Generally, the livelihoods of the people in this area are farmers and livestock breeders. One of the representatives of the farmer group in the city of Majene expressed their desire to be assisted and trained in making organic fertilizer. This is based on the large amount of agricultural waste that has not been utilized properly, so organic waste has no economic value. Based on the results of the discussion, one of the solutions offered by the community service team as a form of implementing the tri dharma of higher education to overcome partner problems is to provide training and assistance through optimizing the use of local agricultural waste and household organic waste in producing organic fertilizer. Implementation is carried out through counseling, providing materials, and demonstrations. The process of making organic fertilizer in this activity uses materials that are easily obtained in Banggae District, including banana stems, fruit and vegetable waste, leaves, cow dung, goat dung, and rice washing water. The carbon source is a brown sugar solution mixed with effective microorganism 4 (EM4) as a biocultivator. The method applied is anaerobic microaerophilically using tarpaulin as a fermentation place. The fermentation process lasts for 2 weeks. The results of the mentoring show that the Banggae District farmer group can practice making organic fertilizer from household and agricultural waste independently using EM4 as a biocultivator.

Abstrak

Banggae merupakan salah satu kecamatan yang terletak di kota Majene Sulawesi Barat. Umumnya, mata pencaharian masyarakat di daerah ini adalah sebagai petani dan peternak. Salah satu perwakilan kelompok tani di kota Majene menyampaikan keinginan untuk didampingi dan dilatih dalam membuat pupuk organik. Hal ini didasarkan oleh banyaknya limbah hasil pertanian yang belum termanfaatkan dengan baik, sehingga limbah organik tersebut hanya menjadi sampah organik yang tidak memiliki nilai ekonomis. Berdasarkan hasil diskusi bersama, salah satu solusi yang ditawarkan oleh tim pengabdian masyarakat sebagai wujud pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi untuk mengatasi permasalahan mitra yaitu memberikan pelatihan dan pendampingan melalui pengoptimalan penggunaan limbah pertanian lokal dan limbah organik rumah tangga dalam menghasilkan pupuk organik. Pelaksanaan dilakukan melalui penyuluhan, pemberian materi, dan demonstrasi. Proses pembuatan pupuk organik dalam kegiatan ini menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat Kecamatan Banggae, antara lain batang pisang, limbah buah-buahan dan sayuran, daun-daunan, kotoran sapi, kotoran kambing, dan air cucian beras. Sumber karbon sederhana yang digunakan adalah larutan gula merah yang telah dicampur dengan effective microorganism 4 (EM4) sebagai biokultivator. Metode yang diterapkan adalah fermentasi anaerob secara mikroaerofilik menggunakan terpal sebagai tempat fermentasi. Proses fermentasi berlangsung selama 2 minggu. Hasil pendampingan menunjukkan bahwa kelompok tani Kecamatan Banggae dapat mempraktikkan pembuatan pupuk organik dari limbah rumah tangga dan pertanian secara mandiri menggunakan EM4 sebagai biokultivator.

References

Bunari et al. 2022. Pemanfaatan limbah sayuran dan buah-buahan sebagai bahan pupuk organik cair di Desa Pangkalan Batang melalui program KUKERTA Universitas Riau. Jurnal Pengabdian UNDIKMA : Jurnal Hasil Pengabdian dan Pemberdayaan kepada Masyarakat, Vol. 3, No.3 : 453-462.

Bayuseno, A.P. 2009. Penerapan dan Pengujian Teknologi Anaerob Digester Untuk Pengolahan Sampah Buah-buahan dari Pasar Tradisional. Rotasi, 11 (2).

Gultom E.P., A.F. Sitompul, S. Rezeqi. 2021. Pemanfaatan limbah batang pohon pisang untuk pembuatan pupuk organik cair di Desa Kulasar Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai. Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat, Seminar dalam Jaringan LPPM Universitas Negeri Medan, 462-467.

Wati S.I., W. Shalihy. 2022. Pengaruh pupuk kandang dan pupuk organik limbah batang pisang terhadap pertumbuhan ubi jalar (Ipomoea batatas L.). Ziraa’ah, Vol. 47, No. 1 : 54-62.

Wulandari C.G.M., S. Muhartini, S.Trisnowati. 2012. Pengaruh air cucian beras merah dan beras putih terhadap pertumbuhan dan hasil selada (Lactuca sativa L.). Vegetalika, Vo. 1, No.2.

Musnamar, E.I. 2003. Pupuk organik cair dan padat, pembuatan, dan aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hartatik, W. dan L.R. Widowati. 2006. Pupuk Kandang. Dalam R.D.M. Simanungkalit (Eds.). Pupuk Organik dan Pupuk Hayati, 59-82.

Downloads

Published

2024-12-10